Setelah berkali-kali memikirkan perihal mair dan interpretasi dari eksistensinya, Caelus tiba pada suatu buah pikiran.
"Meskipun aku telah sampai pada janji akhirku, tanah raya ini tetap akan berjalan sebagaimana mestinya, bukan?"
Ia hanyalah satu dari sekian banyak khalayak yang bermukim pada bentala. Dan ia hanyalah seseorang yang bernasib baik untuk terlahir di sebuah keluarga priyayi, juga beruntung memiliki kepala yang cukup dapat diandalkan hingga dapat membantu sang putra mahkota.
Lenyapnya ia dari bentala ini takkan meninggalkan kekosongan besar. Ia dapat dengan enteng digantikan oleh eksistensi lainnya.
Temannya sudah membuang dirinya. Tidakkah akan lebih sepele baginya untuk membuang dirinya sendiri, sekarang?